BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gizi
memegang peranan penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan gizi
sering di alami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan
karena penyakit yang di deritanya. Selain masalah kekurangan gizi,masalah
obesitas(kegemukan)juga sering dialami oleh usia lanjut. Obesitas pada usia
lanjut berdampak pada peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler,diabetes
mellitus dan hipertensi. Asupan gizi sangat diperlukan bagi usia lanjut untuk
mempertahankan kualitas hidupnya. Sementara untuk usia lanjut yang sakit,asupan
gizi diperlukan untuk proses penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi.0
(Mery E. Beck,2011:155)
Dalam
kehidupan ini manusia tidak dapat terhindar dari proses penuaan yang berlaku
dalam kehidupan dirinya. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel
otak,yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendekj,melambatnya proses
informasi kesulitan mengenal benda-benda gangguan dalam penyusunan rencana yang
dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang
disebut amnesia atau pikun. Gejala pertama pelupa,perubahan
kepribadian,penurunan kemampuan untuk sehari-hari dan perilaku yang
berulang-ulang dapat juga disertai delusit palanoid atau perilaku antisosial
lainnya.( Mery E. Beck,2011:156)
1.2 Rumusan
masalah
a. Apa
saja kebutuhan zat gizi pada lanjut usia ?.
b. Bagaimana
Perubahan fisiologis pada lanjut usia yang berkaitan dengan kebutuhan zat gizi?
c. Sebutkan
Resiko penyakit penyerta pada lansia (penyakit degenerative)
1.3 Tujuan
masalah
a. Untuk
mengetahui zat gizi pada lanjut usia.
b. Untuk
mengetahui perubahan fisiologis pada lanjut usia yang berkaitan kebutuhan zat
gizi.
c. Untuk
mengetahui resiko penyakit penyerta pada lansia (penyakit degenerative)
1.4 Manfaat
a. Bagi penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan
di bidang kesehatan mengenai kebutuhan
nutrusi pada lanjut usia
b. Bagi pembaca
Memberikan wawasan tentang kebutuhan nutrisi pada lanjut usia serta
menambah wawasan pengetahuan khususnya di bidang keperawatan.
c. Institusi pendidikan
Dapat
menjadi pertimbangan untuk di terapkan di dunia pendidikan pada lembaga-lembaga
di bidang kesehatan sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian lansia
Pengertian lanjut usia adalah seseoramg yang
telah memasuki usia 60 ke atas. Proses penuaan adalah siklus kehidupanyang di
tandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh yang di
tandai dengan semakin rentanya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya penyakit kardiovaskuler, hal tersebut disebabkan
seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta system organ.
Perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan
psikis yang pada akirnya berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga
secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah 2010).
2.1.1 Batasan umur pada usia lanjut dari
waktu ke waktu berbeda menurut WHO lansia meliputi :
a)Usia
pertengahan, antara usia 45 sampai 59 tahun
b)
Lanjut usia, antara usia 60 sampai 74
tahun
c)Lanjut
usia tua, antara usia 75 sampai 90 tahun
d)
Usia sangat tua, antara 90 tahun ke atas
Menurut
departemen kesehatan RI (2006) mengelompokan lansia menjadi :
a. Virilitas
(prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakan kematangan jiwa
(usia 55-59 tahun)
b. Usia
lanjut dini ( senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut
dini (usia 60-64 tahun)
c. Lansia
beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degenerative (usia >65
tahun)
2.1.2
Ciri-ciri lansia
Menurut Hurlock
(Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
a.
Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik
dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran
pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya
jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
b.
Orang lanjut usia memiliki status
kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai
akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan
diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia.
Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan
pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.
c.
Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran
tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal.
Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri
bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
d. Penyesuaian
yang buruk pada lansia
Perlakuan yang
buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep
diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena
perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.(Hurlock,1980:380)
2.1.3kebutuhan
Zat gizi
a. Gizi
Gizi (nutrisi) adalah keseluruhan
dari berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan agar menghasilkan berbagai
aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan-bahan tersebut dikenal dengan
istilah nutrient (unsur gizi). Istilah ini dipakai secara umum pada setiap zat
yang dicerna,diserap dan digunakan untuk mendorong kelangsungan faal
tubuh.nutrien dapat dipilah menjadi :
a. karbohidrat
ykarbohidrat merupakan sumber energy utama bagi
manusia sehingga jenis nutrient ini dinamakan pula tenaga hidratarang yang ada
dalam makananadalah pati,sukrosa,laktosa dan fruktosa. Yang paling penting
diantara jenis-jenis hidratarang ini adalah pati polisakarida yang dicernakan
oleh enzimamilase pancreas.Karbohidrat dioksidasi dalam tubuh agar menghasilkan
panas dan energy bagi segala bentuk aktivitas tubuh.Penggunaan karbohidrat
relative menurun pada usia lanjut karena kebutuhan kalori juga menurun 1960 kal
pada laki-laki.Pada perempuan 1700 kal.
b. protein
protein sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai
pertumbuhan dan perkembangan setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga
kekebalan tubuh. Contohnya; daging, telur, ikan, sedangkan dari nabati bias
dari jenis kacang-kacangan vitamin dan mineral. Kecukupan protein sehari yang
dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8 gram/kg bb atau 15-25% dari
kebutuhan energy. Di anjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein
nabati dan dari protein hewani dengan perbandingan 2 :1 jumlah protein yang
diperlukan untuk laki-laki usia lanjut adalah 55 gram per hari dan wanita 48
gram per hari yang terdiri 15% protein ikan, 10% protein hewani lain dan 75%
protein nabati.
c. Lemak
Lemak seperti halnya hidratarang,tersusun dari
atom-atom karbon,hirogen dan oksigen tetapi pola penataan dan proporsinya
berbeda.lemak di bentuk melalui penggabungan gliserol dengan asam-asam lemak.
Misalnya lemak dalam mentega,minyak sayur dll. Pada usia lanjut dianjurkan
konsumsi lemak jangan lebih dari 15% kebutuhan energy dan menggunakan minyak
nabati karna mengandung asam lemak tak jenuh kecuali santan.
d. Air
dan serat
Air ini merupakan unsur paling penting di antara
semua nutrien dan terdapat baik dalam makanan padat maupun dalam minuman.Sejumlah
kecil air dihasilkan oleh metabolisme. Air merupakan media tempat proses
metabolism. Kehilangan air terjadi melalui udara pernafasan lewat keringat,urin
dan feses.Pada lansia dianjurkan untuk minum lebih dari 6-8 per hari.
e. Vitamin
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolism bagi
tubuh, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sedangkan mineral sendri
merupakan unsur pelengkap yang membantu dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan didalam tubuh.contoh; sayur-sayuran, dan buah-buahan dll.Bagi
lansia komposisi energy sebanyak 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak,
dan sisanya dari karbohidrat.Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak
1960kalori, sedangkan untuk lansia wanita 1700kalori. Bila jumlah kalori yang
dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak,
sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya terlalu sedikit, maka cadangan energi
tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus. (mary E.
Beck.2011:1-5)
2.1.4
Kecukupan gizi pada manula sama
seperti kecukupan gizi
pada kelompok penduduk yang lebih muda usianya. Satu-satunya pengecualian adalah
penurunan kebutuhan akan energi yang mengikuti pertambahan umur. Sebab-sebab
yang melandasi kondisi ini adalah :
1. Keadaan
fisik menurun bersamaan dengan bertambahnya usia, sehingga energi yang di
keluarkan lebih sedikit.
2.
Perubahan pada komposisi dan fungsi
tubuh menyebabkan penurunan BMR (basal metabolic rate)
Implikasi praktis pengurangan energi ini
:
1.
Apabila konsumsi energi tidak berkurang,
berat badan akan naik
2. Diet
harus mempunyai nilai gizi yang tinggi untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan
akan nutrien sementara masukan energi (jumblah total makanan) di kurangi.
Orang-orang
tertentu dalam kelompok manula memperlihatkan peningkatan kebutuhan akan
nutrient-nutrien tertentu. Hal ini bukan merupakan problem yang kusus bagi
manula saja.Problem tersebut dapa terjadi pada segala kelompok umur, hanya
frekuensinya lebih sering pada kelompok manula. Sebagai contoh, manula yang
sehari-hari tingal di dalam rumah tidah pernah bepergian, akan memerlukan lebih
banyak vitamin D dari makanannya. masukan vitamin D yang di anjurkan bagi
manula yang aktif keluar adalah 2,5 fjg kolekalsiferol per hari. Sedangkan
rekomendasi terahir bagi manula yang selalu tingal di rumah adalah 10 fjg per
hari. (mary E. Beck,2011:157-158)
2.1.5 Solusi
dan Diet pada lansia
Solusi dan diet pada lansia yaitu dapat
di ketahui dari pola makan, karena pola makan yang tepat dapat mempengaruhi
kualitas hidup lanjut usia, mulai dari kesehatan, produktivitas, dan
semangatnya. Namun mengingat kondisi fisik dan bologis yang mengalami
penurunan, membuat lansia harus mengatur pola amakannya secara khusus.Penurunan
kondisi ini misalya lansia sering mengeluh, sulit mengonsumsi daging dan
makanan keras akibat ganguan gigi dan gusinya. Selain itu mereka juga sering
merasa tak nyaman saat mengonsumsi susu, karena lactose intoleran di tambah
kehilangan selera makan akibat menurunnya indra perasa. Kondisi itulah lansia
memerlukan perencanaan menu kusus. Diet kusus ini penting untuk mengurangi
resiko kekurangan gizi atau sebaliknya kelebihan gizi.(Ririn indriyani, 2011).
2.2
Proses penuaan
Proses
ini berawal sejak selesainya pertumbuhan pada usia 25 tahun. Beberapa orang
menyadari di mulainya proses penuaan (di luar, rambut yang menjadi putih) dan
proses ini tidak menimbulkan permasalahaan. Kemudian proses penuaan terjadi
semakin cepat dan perubahan fisiologis semakin jelas. Kerapuhan akibat
perubahan fisiologis tidak selalu mudah di bedakan dari penurunan jasmania yang
menyertai malnutrisi. Perubahan degenerative dalam proses penuaan mencakup :
1. Penurunan
kemampuan mencium baud an mengecap
2.
Penurunan daya pendengaran
3.
Penurunan daya penglihatan
4.
Osteoarthritis
5.
Osteoporosis
6.
Penyakit pembuluh arteri
7.
Penurunan toleransi glukosa
8.
Penurunan ukuran dan kekuatan otot
Hanya sedikit
yang bias kita lakukan untuk mencegah semua keadaan ini, kecuali mungkin
menghindari keadaan kegemukan. Berat badan yang berlebihan membuat gerakan
lebih sulit dan menambah rasa nyeri pada keadaan artritis.Kegemukan juga
menggangu toleransi glukosa dan menjadi penyabab timbulnya penyakit pembuluh
nadi.
2.2.1
Perubahan fisiologis pada lanjut usia berkaitan dengan kebutuhan zat gizi
Menurut
(Darmojo,2010) adapun perubahan fisiologis sebagai berikut :
a.
Komposisi tubuh
Komposisi
tubuh dapat memberikan indikasi status gizi dan tingkatbugaran jasmani
seseorang.Akibat penuaan pada lansia masa otot berkurang sedangkan masalah
malah beekurang. Masa tubuh yang berlemak berkurang sebanyak 6,3% sedangkan
banyak 2% masa lemak bertambah dari berat badan. Jumlah cairan tubuh berkurang
dari 60% dari berat badan pada orang muda menjadi 45% dari berat badan wanita
usia lanjut (kawas dan broak mayer,2006;Arisman,2008.
b. Gigi
dan mulut
Gigi
merupakan unsur penting untuk pencapaian derajat kesehatan dan gizi yang baik.
Perubahan fisiologis yang terjadi ]ada jaringan keras gigi sesuai perubahan
pada gigi. setelah gigi erupsi,morfologi gigi berubah karena pemakaian kemudian
tanggal digantikan gigi permanen.pada usia lanjut gigi permanen menjadi
kering,lebih rapuh,berwarna lebih gelap,dan bahkan sebagian gigi telah tanggal
(Arisman,2004).Dengan hilangnya gigi geligi akan mengganggu hubungan oklusi
gigi atas dan bawah akan mengakibatkan daya kunyah menurun. Pada lansia
saluranpencernaan tidak dapat mengimbangi ketidaksempurnaan fungsi kunyah
sehingga akan mempengaruhi kesehatan umum (Darmojo,2010)
c. Indra
pengecap dan pencium
Dengan bertambahnya
umur ,kemampuan mengecap,mencerna,dan metaboisme makanan berubah. Dalam Darmojo
(2010) menyatakan 80% tunas pengecap hilang padausia 80 tahun. Wanita pasca
menopause cenderung berkurang kemampuan mearasakan manis dan asin.keadaan ini
dapat menyebabkan lansia kurang menikmati makanan dan mengalami penurunan nafsu
makan dan asupan makanan.
d. Gastrointestinal
Motilitas
lambung dan pengosongan Lambung menurun seiring dengan meningkatnya usia.
Lapisan lambung lansia menipis di atas 60 tahun,sekresi HCL dan pepsin
berkurang. Akibatnya penyerapan vitamin dan zat besi berkurang sehingga
berpengaruh pada kejadian osteoporosis dan osteomalasia pada lansia. Pada
manusia lanjut usia,reseptor pada esophagus kurang sensitive dengan adanya
makanan. Hal ini menyebabkan kemampuan peristaltic esopha
Gus
mendorong makanan ke lambung menurun sehingga pengosongan esophagus terlambat
(Darmojo.2010).
e.
Hematologi
Berbagai kelainan hematologi dapat
terjadi pada usia lanjut sebagai akibat dari proses manua pada system
hemkropoetik. Berdasarkan pengamatan klinik dan laboratorium,didapatkan bukti
bahwa pada batas umur tertentu,sumsum tulang mengalami involusi ,sehingga
cadangan sumsum tulang pada usia lanjut menurun
2.3 Resiko penyakit penyerta pada lansia
(penyakit degenerative)
a. Penyakit
kulit
Penyakit
kulit pada lansia lanjut perlu dikenal berhubungan dengan gizi seperti ;
1) Penyakit
kulit mungkin manifestasi bentuk spesifik malnutrisi.
2) Penyakit
kulit membutuhkan intervensi gizi untuk penyembuhan,seperti ulkus decubitus
3) Penyakit
kulit menunjukan penyakit metabolik, seperti diabetes.
4) Penyakit
kulit menimbulkan malnutrisi seperti, pada skerosis sistemik
5) Penyakit
kulit membutuhkan terapi yang bersamaan dengan gizi
Tanda-tanda pada kulit pasien malnutrisi
yaitu adanya defisiensi riboflavin menumbulkan dermatitis seberrhoic di tandai
dengan kemerahan dan mengelupas lipatan kulit antara hidung dan sudut mulut dan
lesi mengelupas yang sama juga terjadi pada keriput sekitar mata.
b.
Penyakit pada rongga mulut usia lanjut
usia
1. Kandidiasis
rongga mulut
Infeksi
ragi dalam mulut sering terjadi pada usia lanjut. Permukaan keputihan terlihat
pada membran mukosa mulut.Lokalisasi dapat terjadi di lidah, gusi, atau bibir
tetapi dapat juga terjadi infeksi kandidiasis menyeluruh pada mulut.
2. Glositis
Masalah yang
berhubungan dengan glositis adalah defisiensi besi, defisiensi riboflavin,
defisiensi folasin (Baker, Jaslow, dan Frank 1978)
3.
Leukoplakia
Timbul lapisan
keputihan menetap atau garis retak pada bibir dam memban mukosa mulut.Lesi ini
tidak dapat diobati dan merupakan tempat berkembangnya kanker.
c. Penyakit
saluran cerna pada usia lanjut :
1. Perdarahan
saluran cerna
Perdarahan saluran
cerna kronis dan berat mengakibatkan anemia defisiensi besi, menurunnya tekanan
darah pada orang yang sebelumnya menderita tekanan darah tinggi.
2. Diare
Diare padalanjut usia
di bagi atas diare akut dan kronis. Diare akut dapat terjadi akibat adanya
bakteri gastroenteritis.Diare kronis disebabkan oleh inflamasi usus besar dan
penyakit usus halus penyebab maldigesti dan malabsorbsi.
3. Kontipasi
Kontipasi berkaitan
dengan asupan yang rendah.Dapat penyebab konstipasi berulang.
4. Nyeri
perut
Penyebab paling sering
dari nyeri perut akut seperti obstruksi usus (disebabkan kanker, volvulus, atau
appendicitis).
Cara menanggulanginya:
1. Makan-makanan
camilan atau makanan kecil yang tepat pada saat sebelum tidur diantara jam-jam
makan.
2. Hindari
makanan yang dapat mengganggu percernaan seperti cabai,merica,dan minuman yang
mengandung alcohol.
Penyakit system kardiovaskuler pada usia lanjut:
Aterosklerosis suatu
keadaan degenerative yang prograsif arteri, ditandai dengan fatty steak
(deposit kolesterol).Komplikasi bertambahnya lesi adalah ulserasi,kalsifikasi,
dan thrombosis.Thrombosis pada arteri dapat menimbulkan okulasi (sumbatan).
Cara menanggulanginya :
1. Mempertahankan
berat barangi dan yang ideal.
2. Mengurangi
konsumsi total lemak.
3. Mengurangi
konsumsi garam.
d.
Penyakit ginjal pada usia lanjut
Penyakit ginjal pada
usia lanjut biasanya kronik merupakan keaadaan adanya usia bertambah berat
stadium penyakit ginjal yang sudah ada.sering penyakit ginjal dengan
tanda-tanda gagal ginjal kronis(uremia),seperti polyuria(aliran volume besar
urin yang encer),tanda neurologis(sakit kepala,konfulsi,tremor,koma),dan
episode perdarahan.Cara menangulaninya memodifikasi makanan ditujukan untuk
sedapat mungkin menunda penimbunan berbagai produk akhir metabolic.
e.
Penyakit diabetes pada usia lanjut
Diabetes pada usia
lanjut terdiri atas jenis yang twergantung insulin dan jenis yang tidak
sensitive terhadap insulin. Bila diabetes muncul pada usia lanjut sering
merupakan bentuk non insulin dependent(NIDDM). Cara menanggulanginya bias
dilakukan dengan melakukan diet untuk diabetes.
f. Penyakit
anemia pada usia lanjut
Anemia pada usia lanjut
sama dengan kelompok usia laninnya dapat berasal dari gizi anemia defesiensi besi dapat disebabkan oleh
asupan gizi yang rendah terutama mungkin karena diet rendah energy dan teriri
dari rendah kandungan total besi. Cara menanggulanginya dengan cara makan
vitamin B12 karena kekurangan vitamin B12 akan menimbulkan anemia.
g. Penyakit
kanker pada usia lanjut
Meningkatnya insiden
kanker dan penyakit keganasan lain pada usia lanjut. Cara menanggulangnya
mengurangi paparan terhadap bahan karsinogen misalnya tidak merokok,
menghindari makanan tinggi lemak, menambah makanan tinggi serat seperti sayuran
dan buah, hidup aktif fisik mengupayakan berat badan yang ideal.
h. Penyakit
muskuluskletal pada usia lanjut
System kompleks yang
melibatkan otot-otot dan kerangka tubuh dan termasuk sendi dan ligament. Cara menanggulanginya dilakukan
dengan cukup kalsium
BAB III
PENUTUPAN
3.1
Kesimpulan
lanjut
usia adalah seseoramg yang telah memasuki usia 60 ke atas. Lansia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya.Didalam makanan alami yang kita makan mengandung dua
kelompok,yaitu zat gizi dan zat non gizi. Zat gizi terdiri dari
karbohidrat,lemak,protein,air,mineral,vitamin dan serat makanan.sedangkan pada
zat non gizi terdiri atas enzim : sintesase,hydrolase;bahan menyerupai vitamin
:kartinin,glutation;dan pigmen:klorofil,flavonoid,.zat gizi esensial harus
dimakan karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan bila kekurangan dapat
menimbulkan gejala defisiensi
Perubahan
fisiologis pada lanjut usia berkaitan dengan kebutuhan zat gizi Menurut
(Darmojo,2010) adapun perubahan fisiologis sebagai berikut;komposisi tubuh,gigi
dan mulut,indera pengecap dan pencium,gastrointesternal dan hematologi.
Resiko
penyakit penyerta pada lansia (penyakit degenerative) adalah sebagai
berikut;penyakit kulit,penyakit oada rongga mulut,penyakit saluran
cerna,penyakit system kardiovaskuler,penyakit salauran nafas dll.
3.2
Saran
a. Bagi penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan
di bidang kesehatan mengenai kebutuhan
nutrusi pada lanjut usia
b. Bagi pembaca
Memberikan wawasan tentang kebutuhan nutrisi pada lanjut usia serta
menambah wawasan pengetahuan khususnya di bidang keperawatan.
c. Institusi pendidikan
Dapat menjadi pertimbangan untuk di terapkan di dunia pendidikan pada
lembaga-lembaga di bidang kesehatan sebagai solusi terhadap permasalahan
pendidikan yang ada.
Daftar
Pustaka
Oenzil,fadil.2012.Gizi meningkatkan kualitas manula.Jakarta:EGC
Beck,mary.2011.Ilmu gizi dan diet.Yogyakarta:Penerbit
ANDI
Pranaka, Kris. 2010. Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Marmi.2013.Gizi
dalam kesehatan reproduksi.Yogyakarta:Pustaka pelajar